You Are Reading

0

Buah Mata,

Mukhlasinku Sabtu, 27 Maret 2010
sekali pancar,, cintamu,
melepas luncurkan ratusan juta makhluk hidup yang tak kasat mata,
berlomba berenang, digarba istrimu yang tercinta berebut mahkota
yang membuahkan buah mata,
Ikutlah sesekali meluncur berenang dalam sungai cintamu sampai kegarba kehidupan,
lihatlah proses agung penciptaan anakmu yang dahsyat,
wahai alangkah rumit wahai alangkah ajaib, wahai alangkah wahai,
nutfah jadi darah, darah jadi daging, kaukah yang menjadikan kulit membalut daging, daging membalut tulang, tulang membalut sumsum, kaukah yang membalut, otot-otot, urat-urat, syaraf-syaraf, recieftor-recieftor, kelenjar-kelenjar, sel-sel, bulu-bulu, rongga-rongga, pori-pori, usus-usus, paru-paru, mata, hidung telinga, mulut, limpa, ginjal, kelamin dubur, jantung otak, hati,, ruh,
Lihatlah air cinta yang kau tumpahkan bagai hujan tumpah kebumi,
bumi membelah diri, bagai suatu kelahiran, kau tak meniupkan ruh, tak meniupkan cipta, bagaimana anakmu mampu hidup dan mencipta?
Kau tak memasang indra tak memasang anggota,
bagai mana anakmu mampu mengindra dan nyata,?
kau tak menitipkan rasa, tak menitipkan kata,
bagaimana anakmu mampu merasa dan berkata,?
kau tak menitipkan benci tak menitipkan cinta,
bagaimana anak-anakmu mampu membenci dan mencinta? 









<a href="http://www.readbud.com/?ref=4647368"><img src="http://www.readbud.com/images/728_90_banner.jpg" border="0" alt="readbud - get paid to read and rate articles" /></a>

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright 2010 lasinsebulu.tk